Kira's Story

Hari ini aku kembali merasakan rasanya menjadi tokoh dalam novel romance remaja. Betapa tidak, kamu datang ke rumah jauh-jauh hanya untuk mengajakku berburu novel di Gramedia. Ah sungguh kamu benar-benar sahabat terbaikku. Meski panas mentari tak gentar mengisi langit siang ini, kau tampak asik saja dengan setang motor maticmu. Sesekali kau ajak aku tertawa saat ada hal unik di jalanan. Ungaran - Pandanaran, bukan jarak yang jauh. Tapi aku menikmati setiap desir angin yang mengantar aroma parfumu merasuki penciumanku. Punggungmu amat menggoda untukku bersandar. Beruntung akal masih kuat menahanku. "Selembar kertas aja kalau hilang seharga sepuluh ribu loh, Mam," gurauku saat motormu memasuki area parkir toko buku ternama itu. Dan aku kembali menikmati matamu menyipit sambil tertawa. "Mau cari novel apa?" tanyamu. Aku sedikit terkejut, pasalnya kamu yang mengajakku kemari. "Ngga ada rencana sih, kamu?" "Aku pengen beli Konspirasi Alam Se...

Salahkah, bila aku menikmati setiap detik di sisimu? Salahkah, bila aku menikmati tawa dan sikap manjamu? Terimakasih, karena hari ini untuk sejenak, aku mampu merasakan debaran ini lagi. Debaran saat aku merasa kembali 'pulang'. Yah, meski aku sepenuhnya sadar jika hubungan ini tak sehat untukku. Tapi, bukankah sudah menjadi hal yang biasa, jika dalam persahabat antar dua lawan jenis akan terselip percikan asmara? Aku pun manusia biasa, yang setiap detik melambungkan harap akan dirimu. Rasa ini pernah kubunuh. Namun aku kian sadar, rasa ini tak akan mampu terkubur bila, kau masih setia memacu debar jantungku. Bukan. Bukan sengajamu melakukannya. Tapi waktu yang menciptakan situasi rumit ini. Waktu yang membuatku menatapmu dari sisi lain. Biarlah kau tak menjadi milikku saat ini. Setidaknya aku masih bisa menikmati tawamu, menghirup wangimu, menyelami lensa karamelmu, hingga menulis kisah di setiap detik kebersamaan kita. Kirachusnul 02 November 2017 || 14:36 WIB

  Hello kesayangannya Author… :* Kali ini, mimin mau cerita pengalaman yang hingga saat ini masih selalu Daiisshi ingat. Mungkin nggak akan pernah Daiisshi lupain sampai kapan pun. Juli 2015. Aku yang saat itu masih dalam masa magang di sebuah Rumah Sakit Umum di daerahku memutuskan mengumpulkan jatah liburku yang hanya satu hari di tiap minggunya untuk aku gunakan pada tanggal 24-30 Juli 2015. Aku rela berangkat melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan di hari Minggu bahkan hari libur lain hanya agar aku bisa menikmati libur panjang di waktu yang aku inginkan. Beruntung jabatanku selaku ketua koordinasi kelompok magang, memudahkanku mengatur libur tanpa merugikan siswa dan mahasiswa magang yang lain. Bukan. Bukan karena aku egois dan tak ingin membagi libur panjang dengan yang lain, hanya saja hari itu merupakan hari yang sangat spesial untukku. Yah, pria yang belum lama ini telah mencuri hatiku mengatakan akan bertandang ke kotaku demi berkenala...

  Happy new year gals.... Udah lewat kale kak… -_- Oh, udah lewat yah? Hehe… maafkan yah… abisnya tiap dengar kata resoles resolusi bawaannya berasa masih di pergantian tahun gitu… hehehe Apa sih resolusi itu? Resolusi adalah sejenis penganan yang bentuknya mirip lumpia dan… Itu resoles kak… -_- Kayaknya kakak kurang aq*a deh… Hehe… bercanda dikit nggak apa-apa kali… Jadi resolusi itu adalah harapan-harapan, impian, cita-cita, dan sejenisnya yang dijadikan target pencapaian di tahun ini (read: tahun 2017). Ooh… gitu ya kak… trus resolusi kakak di tahun ini apa? Hmmm…. Mimin sih berharap tahun ini mimin bisa ngelunasin sisa resolusi tahun kemarin yang belum sempat terwujud. Soalnya bagi mimin resolusi itu udah jadi janji sama diri sendiri buat ngewujudin target itu. Jadi kalau nggak terwujud di tahun lalu, ya tahun ini harus terwujud. Semacam hutang yang harus mimin lunasin gitu. Selain bayar hutang tahun lalu, tahun ini m...

Hello gals… Kira hadir lagi nih dengan curhatan baru Kira...   Masih dengan misi ikutan 10 Days Writing Challenge dari Kampus Fiksi . Harusnya sih postingan ini Kira kirim kemarin tanggal 19 Januari 2017, tapi berhubung lagi ada musibah nenek Kira meninggal, jadinya Kira nunggak deh. Maafin Kira ya kakak-kakak Kampus Fiksi… Di postingan kali ini, Kira mau cerita soal hal-hal yang mungkin bakal bikin Kira histeris dan nggak bisa berhenti nangis kalau Kira sampai ngalamin hal itu. Hmm… apa yah…?? *mikir keras *terlalu banyak pengennya *maklum cewek :v :v Jadi, yang pertama, Kira yakin Kira bakal histeris banget kalau Kira dilamar sama pria idaman Kira di puncak gunung (secara Kira hobi banget hiking ) atau kalau nggak di Jepang, karena Kira jatuh cinta banget sama Negeri Sakura itu. Pakai cara yang romantis banget gitu… Duh, berasa jadi princess paling cantik deh Kira… Tapi ini histeris karena seneng yah… Beda lagi kalau Kira ditinggalin sendir...

Karicumi karya M. Syafri S. Hai hai hai… Kira hadir kembali nih gals…  Kali ini Kira lagi ikutan 10 Days Writing Challenge dari Kampus Fiksi nih, dan di postingan kali ini Kira mau curcolin tentang pria idaman Kira. Inget ya, P-R-I-A,bukan cowok. Ya kan siapa tahu aja ada yang merasa sesuai gitu sama kriteria-kriteria pria idaman Kira terus mau gitu jadi teman hidup Kira. *ehem ehem… 😉 Langsung aja deh ya, pria idaman Kira itu yang pertama dan utama harus laki-laki. Ya kali Kira harus jadi tulang rusuk perempuan, apalagi laki-laki yang kalau malam berubah jadi perempuan. Hehehe… Bukan ya, yah laki-laki memang penting tapi itu bukan kriteria utama Kira. Eits… bukan berarti Kira nerima jenis kelamin selain laki-laki lho ya… Nggak akan pernah… Kriteria utama Kira itu harus seorang yang taat beragama. Bukan gimana-gimana sih, Cuma ya Kira kan ilmu agamanya masih cetek banget nih, nah kalo Kira bisa punya pasangan yang seiman dan taat dalam beragama kan Ki...